KOTA BATU– Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKP-BI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menghadirkan inovasi untuk calon penerus bangsa. Kontribusi disalurkan dengan mengadakan Teaching Industry ke-V di Desa Kajar, Kota Batu untuk pengembangan UKM berbasis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan generasi milenial desa.
Kepala PKKP-BI ITS, Dr Ir Arman Hakim Nasution HNM Eng melihat Dusun Kajar berpotensi tinggi untuk mengembangkan perekonomiannya. Menurutnya, kunci perekonomian yang terletak pada kualitas sumber daya manusianya. Untuk itu, diadakanlah kegiatan yang berfokus pada aset manajemen dan literasi keuangan. “Kegiatan ini juga untuk menambah semangat kewirausahaan anak-anak desa, ” tulisnya.
Baca juga:
Babinsa Kel. Kapasan Kunjungi Pelaku UMKM
|
Walikota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi, Selasa (14/6/2022) menjelaskan bahwa UMKM Kota Batu sudah bisa mandiri sampai tahap ekspor, namun tidak dengan BUMDes. Aturan BUMDes yang berbeda dengan UMKM menyebabkan perlunya pendampingan khusus terkait hal tersebut.
Sambutan oleh Wakil Ketua PKKP-BI, Arwi Yudhi Koswara ST MT
Arman melanjutkan, dalam mencetak SDM berkualitas, fokus utama harus pada generasi milenial. Sementara itu, data dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), milenial yang mau terjun ke dunia agrobisnis tidak sampai enam persen. “Oleh karena itu, milenial desa harus dibekali ilmu yang tinggi agar dapat menerapkan teknologi seperti contohnya smart farming , ” terang Arman.
Pelaksanaan Teaching Industry ini nantinya akan berlangsung di akhir pekan dengan mengajak mahasiswa untuk mengajar kepemimpinan dan kewirausahaan pada santri serta membina UKM sekitar. Kedepannya akan dilaksanakan juga bazar UKM setiap hari Minggu untuk mendukung perkembangan perekonomian masyarakat terus berjalan.
Visi dari program ini sendiri adalah menghasilkan pelayan berbakat Pemimpin terkemuka berwawasan nasionalis dan globalis. Serta mampu menjadi pimpinan puncak di sektor pemerintahan, bisnis, BUMN, dan organisasi sosial. Teaching Industry ke-V ini dirancang sedemikian mungkin untuk menciptakan output peserta dengan kecerdasan yang unggul. “Orang yang pintar itu banyak tapi yang bisa menjadi pemimpin itu langka, ” pungkas Arman. (*)
Reporter: Silvita Pramadani
Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal