Mineral Tersembunyi Lumpur Sidoarjo dan Potensinya

    Mineral Tersembunyi Lumpur Sidoarjo dan Potensinya
    Titik pengeboran dengan kandungan litium di Lumpur Sidoarjo yang ditemukan oleh Badan Geologi ESDM pada tahun 2020.

    SURABAYA – Meski membawa kerugian untuk daerah sekitarnya, Lumpur Sidoarjo juga menyimpan banyak kekayaan alam yang berada di bawahnya. Dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr Ir Amien Widodo MSi mengungkap beragam mineral terkurung di bawah Lumpur Sidoarjo.

    Amien menjelaskan, di Lumpur Sidoarjo dapat ditemukan Logam Tanah Jarang (LTJ) seperti neodimium, samarium, dan europium yang pemanfaatannya semakin meluas karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk industri berteknologi tinggi. Logam tersebut memiliki sifat-sifat yang tidak biasa sehingga sangat berguna saat dicampur dengan logam umum meskipun dengan jumlah sedikit.

    Selain itu, kata Amien, Jum'at (18/3/2022) ditemukan juga Critical Raw Materials (CRMs) seperti litium yang umumnya dapat ditemukan di sekitar gunung berapi. Namun menurut Amien, litium yang ditemukan di Lumpur Sidoarjo lebih menguntungkan jika dibandingkan yang ditemukan di gunung berapi karena pemisahannya lebih mudah. “Pemisahan litium yang dilakukan tidak harus lagi melewati proses eksploitasi lebih dulu, ” tambahnya.

    Jenis-jenis tegangan yang dapat menyebabkan deformasi batuan sehingga terbentuk jebakan migas di bawah permukaan.

    Ia juga menambahkan, penemuan ini didukung dengan data hasil penelitian oleh ITS pada tahun 2016 lalu terhadap sampel air dari Lumpur Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kandungan litium dengan kadar 5 PPM. Di sisi lain, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Geologi ESDM pada tahun 2020, diketahui terkandung litium dan stronsium pada Lumpur Sidoarjo dengan kadar masing-masing sebesar 500 PPM dan 125 PPM.

    Namun, Amien menambahkan bahwa temuan ini masih berada dalam tahap penyelidikan awal yang belum rinci dan sangat terbatas pada kedalaman dangkal. Meskipun begitu, hal tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan area penyelidikan selanjutnya agar nantinya dapat dipastikan potensi mineralnya. “Tetap perlu adanya penanganan dan pengelolaan Lumpur Sidoarjo agar meminimalisir risiko saat melakukan penyelidikan, ” tegasnya.

    Hasil penelitian ITS pada sampel air di Lumpur Sidoarjo pada tahun 2016 lalu.

    Amien juga menerangkan beragam manfaat dari temuan mineral tersebut. Misalnya, litium yang dapat dijadikan bahan baku baterai dengan tambahan nikel yang dapat digunakan untuk sumber energi mobil listrik. “Suatu impian yang tentu perlu kita wujudkan karena tidak bisa jika harus terus bergantung pada migas sebagai sumber energi, ” harapnya.

    Dalam acara Kuliah Tamu yang diselenggarakan oleh ITS Material Advantage Chapter pada Sabtu, (12/3) lalu ini, Amien menambahkan, banyaknya sumber daya alam ini tidak terlepas dari kondisi geologi Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Banyaknya gunung berapi dan aktivitas tektonik juga mempengaruhi hal tersebut. “Ini menyebabkan terbentuknya jebakan migas yang dapat berisi minyak, gas, dan air yang dapat menjadi lumpur di beberapa tempat, ” ujar Amien.(*)

    Reporter: Faqih Ulumuddin

    Redaktur: Fatih Izzah

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Mahasiswa UNAIR Raih Best Presentation International...

    Artikel Berikutnya

    KAI Daop VII Madiun Bersama Komunitas Rail...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Musik Ramuan DJ Amel Zoya Bisa Buat Orang Joget dan Happy
    Konsolidasi Perhutani dan LMDH untuk Kemitraan Produktif
    Pendam Brawijaya Gelar Karya Bakti di Kecamatan Sawahan
    Perhutani Probolinggo Ikut Berpartisipasi dalam Acara Underwater Clean Up di Pantai Tampora Situbondo

    Ikuti Kami