ITS Pertajam Wawasan Hadapi Disrupsi Sektor Industri Lewat MOTIP 05

    ITS Pertajam Wawasan Hadapi Disrupsi Sektor Industri Lewat MOTIP 05

    SURABAYA, - Perkembangan zaman turut membawa disrupsi bagi berbagai bidang di sektor industri, karena itu perlu adanya pengetahuan untuk mengatasi hal tersebut. Mengangkat hal itu, Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar The 5th International Conference on Management of Technology, Innovation and Project (MOTIP 05) secara daring, Sabtu (23/7/2022).

    Diadakan dua kali dalam setahun, MOTIP 05 menjadi ajang bagi para peneliti, praktisi, akademisi, hingga pelajar untuk menyuarakan penelitian dan ide pada bidang manajemen teknologi, inovasi, dan proyek. Dekan SIMT ITS Prof I Nyoman Pujawan PhD CSCP mengungkapkan, konferensi ini sendiri dirancang untuk membahas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh industri di bidang manajemen.

    Guru Besar Teknik Sistem dan Industri ITS tersebut melanjutkan, webinar ini dapat menjadi wadah untuk menambah pemahaman seputar topik yang dibahas bagi para presenter maupun partisipan. Melalui presentasi, presenter dapat menjadi lebih mengenal materi yang dibahasnya sekaligus menambah wawasan bagi para partisipan. “Penyelesaian masalah riset yang ada dapat menjadi penambah cara pandang bagi para pendengar, ” tuturnya.

    Membahas manajemen logistik, Professor of Supply Chain dari University of Malaya, Malaysia Prof Dr Suhaiza Hanim binti Dato Mohamad Zailani menjelaskan, supply chain konvensional dapat menghasilkan timbal balik berupa polusi, greenhouse gas, hingga habisnya sumber daya. “Salah satu kiat untuk mencapai produksi dan konsumsi berkepanjangan adalah lewat penerapan konsep circular economy, ” paparnya.

    Konsep ini merupakan gabungan dari metode green logistics dan reverse logistics untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) sekaligus membantu penggiat industri. Hal ini dapat dicapai dengan meminimalisasi dampak buruk bagi lingkungan yang dibarengi dengan reverse logistics yang menambahkan proses reuse, remanufacture, dan recycle untuk mengolah limbah menjadi produk baru.

    Tak hanya itu, dengan memanfaatkan digitalisasi teknologi turut menunjang konsep green logistics. Beberapa hal di antaranya adalah lewat pemanfaatan Internet of Things (IoT), artificial intelligence, hingga penerapan inovasi yang ada. “Beberapa sistem ini dapat mengoptimalkan proses perencanaan sekaligus mengurangi dampak buruk bagi lingkungan, ” ungkapnya.

    Suhaiza melanjutkan, penambahan nilai baru terhadap proses logistik ini turut mengalami hambatan dalam pengimplementasiannya. Mulai dari kebutuhan akan penerapan teknologi hijau, pemahaman akan SDGs, dan digitalisasi. “Circular economy membutuhkan penggiat industri untuk melihat konsep ini sebagai sebuah alat kompetitif, ” tutupnya. (HUMAS ITS)

    Reporter: Ricardo Hokky Wibisono

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Teknik Geofisika ITS Terima Fasilitas Pembelajaran...

    Artikel Berikutnya

    Sekdaprov Adhy Karyono Optimis Jatim Mampu...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Kapolres Kediri Kota Masih Dalami Keributan Kajari Kab Kediri dengan Dua Orang Tak Dikenal
    Perhutani KPH Banyuwangi Barat Ikuti Rapat Persiapan Sedekah Oxygen
    Kunjungan Silaturahmi Dandim 0824/Jember, Ke Mitra Tani Dua Tujuh dan Pimpinan Bank BRI Jember
    Koramil Ngimbang Gelar Penanaman Padi Bersama, Dukung Swasembada Pangan
    Perlancar Akses Pertanian, Babinsa Koramil Pucuk Laksanakan Pemadatan Jalan

    Ikuti Kami